Surat Dalam Kotak Ungu
“Mau jadi apa sih?tukang tulis ya?”Tanya ku menghampiri kepada sahabat sekaligus
tetangga sebelah rumahku yang tengah duduk manis menghadap matahari sore yang
meredup turun.
“Jadi dokter”jawabnya datar,sambil
berkonsentrasi dengan apa yang ditulisnya, tapi kini dia beralih untuk
memberesinya di dalam kotak, yah didalam kotak ungu berpita biru yang ahir-ahir
ini selalu dibawanya setiap sore dipantai ini.Pantai dikompleks rumah
kami,dimana terdapat banyak lampu yang akan menyala ketika sore menjelang
seperti saat ini.
“Aku juga ah”jawabku
bersemangat seraya menggeserkan tubuhku agar lebih jelas melihat apa yang
dibuatnya.
“Kenapa?emang Sila
enggak suka ya liat kaka nulis ?”Katanya sambil memberesi barang dan
memasukanya dalam saku .
“Suka sih..pokonya,aku
akan mendukung kaka terus deh!”jawabku berkobar-kobar.Mengingat dia kakak ku
satu-satunya yang kumiliki walaupun kita tak mempunyai ikatan darah, tapi karna
kebaikan ibu dan keluarganya yang selalu merawat ketika kedua orang tuaku pergi
untuk urusan kerjanya, tak urung
membuatku memiliki hubungan yang dekat dengan mereka
“Aku akan selalu menjagamu”sumpahnya kepadaku
sembari menggenggam erat tanganku tepat ketika matahari pulang keperaduanya .’kau
kan adik yang paling kusayangi Sila”