Senin, 10 Juni 2013

choiri's mine


Surat Dalam Kotak Ungu

“Mau jadi apa sih?tukang tulis ya?”Tanya ku menghampiri kepada sahabat sekaligus tetangga sebelah rumahku yang tengah duduk manis menghadap matahari sore yang meredup turun.
“Jadi dokter”jawabnya datar,sambil berkonsentrasi dengan apa yang ditulisnya, tapi kini dia beralih untuk memberesinya di dalam kotak, yah didalam kotak ungu berpita biru yang ahir-ahir ini selalu dibawanya setiap sore dipantai ini.Pantai dikompleks rumah kami,dimana terdapat banyak lampu yang akan menyala ketika sore menjelang seperti saat ini.
“Aku juga ah”jawabku bersemangat seraya menggeserkan tubuhku agar lebih jelas melihat apa yang dibuatnya.
“Kenapa?emang Sila enggak suka ya liat kaka nulis ?”Katanya sambil memberesi barang dan memasukanya dalam saku .
“Suka sih..pokonya,aku akan mendukung kaka terus deh!”jawabku berkobar-kobar.Mengingat dia kakak ku satu-satunya yang kumiliki walaupun kita tak mempunyai ikatan darah, tapi karna kebaikan ibu dan keluarganya yang selalu merawat ketika kedua orang tuaku pergi untuk urusan kerjanya,  tak urung membuatku memiliki hubungan yang dekat dengan mereka
 “Aku akan selalu menjagamu”sumpahnya kepadaku sembari menggenggam erat tanganku tepat ketika matahari pulang keperaduanya .’kau kan adik yang paling kusayangi Sila”
*
‘itu kakak mu ya?”Tanya salah satu teman dekatku saat mengetahui aku berangkat sekolah bersama dengan Kak Sultan mulai saat itulah dia mendekatiku untuk mengenal Kak Sultan .
“Enak aja Kak Sultan itukan kakak ku”jawabku setengah sewot.
“Oh namanya kak sultan”jelasnya sambil cengar-cengir.”Wah kalo gitu aku ada kesempatan dong untuk dekat denganya”katanya dengan nada yang mulai centil.
“Ha?maksutnya?”tanyaku kebingungan
“Ahhh..kamu jangan sok bodoh deh…”tiba-tiba dia berlari meninggalkanku dan menghampiri Kak Sultan yang sedang menertibkan anak-anak MOS,yah benar dia juga salah satu anggota panitia MOS.
Bel tanda pulangpun berdenting, dengan cepatnya kak Sultan menghampiriku dan menggangku untuk mengajakku pulang,entah mengapa dengan cepat aku menangkisnya.
“kenapa?ayo cepat!nanti mereka menemukanku”ajaknya menengok-tengok dibelakang takut bila dia harus merampungkan tugasnya sebagai anggota OSIS.
“Sampai kapan kakak seperti ini terus?”tanyaku ketus.”Bisakah kau bertannggung
*
“Enggakberangkat?”tegurku di depan pintu seseorang yang tak asing lagi.Terlihat dia sedang menulis sesuatu di meja belajarnya sambil tersenyum misterius dan merapikan dasi abu-abunya.
“Kamu apa-apaan sih masuk kamar orang nyelonong aja”sambaran ketusnya yang tertuju kepadaku tentunya.
“ih!aku kan cuma mau ambil katakku aja” jawabku ketus.
“Di kotak ungu ya?”saat ku ambil tanganku ditampar.
“Yang ini tau!”bentaknya,sambil menyerahkan kotak kataknya yang dibawanya kepadaku
 “Eh!tungguin dong”sentaknya,sambil berlari mengikutiku turun setelah mengetahui aku berlari meninggalkanya.
“Hari ini kita ngak berangkat bersama.”kataku agak berteriak
“lagi?”terlihat wajah kecewa di wajahnya yang diam-diam ku lirik,memang ahir-ahir ini aku memilih supir untuk mengantarku karna aku terlalu bosan melihat tingkah laku temanku, Nia yang selaluy menyerbuku dengan banyak pertanyaan ketika aku turun dari mobil Kak Sultan..”Ada apa sih Sil,kamu marah ya sama aku?aku kan tadi ngak sengaja”
“Enggak,aku duluan ya mama uda nunggu di depan” aku berlari meninggalkanya sambil menenteng katak yang menjijikan ini,untung kataknya di kandang rapi.
“Makasih katanya ya kak”teriaku saat melihat dia berbalik untuk mengambil mobil.Aku merasa sedih untuk menghindarinya,lagipula dia kan Cuma kakak saja,kakak yang rela mencarikan katak demi kelas Biolagiku,tanpa meminta upah pula.
*
“Ayo pulang!”tarik seorang pria yang tak asing lagi.”Duluan ya Nina,maaf ya akita tinggal dulu”
“Iya,eh Sultan nanti malem jangan lupa ya”pintanya,setelah memaksa kami untuk berbalik.
“Iya sip!!”jawabnya setuju.Terlihat muka agak masam yang terlihat dari Nina,aku langsung melepaskan genggamanya yang keras.
“Mau kemana sih?”tanyaku ingin tau yang ternyata tak diresponya.”Eh!iya kan aku mau pulang sama..”
 “Sama aku kan?udah deh”potongnya tiba – tiba.Dengan tampang tak berdosanya dia menggiring paksa aku kemobil.
“Gimana Sil tadi?seru kan!”katanya,setelah menutup pintu dan menyalakan mobi sedannya.Terlihat raut wajahnya  setengah meledek dan menahan tawa karna mendengar kenyataan aku tadi mendadak pingsan dan mutah saat pembedahan katak di kelas Biologi,yang sudah menyebar di semua anak-anak bahkan semua orang di sekolah.
“Seru apanya sih?menjijikan kayak gitu”sinisku
“Ya kalo masuk jurusan IPA memang ada praktek pembedahan kali,apalagi nanti kalo mau jadi dokter”katanya dengan soktaunya.”kau kan mau jadi dokter kan?”
“Terserahlah!”bentaku dengan ekspresi mempoutkan mulut.
*
Sebenarnya berat rasanya meninggalkan sekolah ini,rasanya baru kemarin aku injakan kakiku di sekolah ini,dan tidak menyangka hari ini adalah hari terahir.Bagian auditorium sekolah mala mini tampil ramai, untuk melepas kami kelas tiga yang baru saja lulus.
Aku memutuskan untuk datang sebentar dan pergi pulang karna aku takkakan kuat menahan kenyataan yang  terjadi,persatuan tali cinta antara Kak Sultan dengan Nina.Yah itu rencana Nina untuk menyatakan cintanya dimalam perpisahan ini
.Dimana,dengan mendengar rencananya saja tadi siang sudah membuat teggorokanku tercengang apalagi menyaksikanya.Hubungan dengan Kak Sultan yang ahir-ahir ini dijalin dengan kebahagiaan.
“Ihh!kenapa malah jadi gini sih”gerutuku sambil berlonjakan sebal di pasir pantai tak menentu.
“Kok udah larut gag pulang sih?”Tanya seseorang yang terang saja membuatku kaget.
“Eh?”aku tersontak kaget,sambilmembenahi gaun unguku dan memutuskan untuk duduk beralaskan pasir pantai.”Aku pingin aja menghabiskan waktu terahirku ini untuk dipantai”
“Tengah malam begini?”mengapa terahir?” tanyanya,sambil memutuskan untuk duduk di sampingku “oh iya,kenapa tadi kamu tak terlihat?”
“Kak aku mau minta maaf karna gag bias menepati janjiku”
“Janji apa?”tanyanya mulai bingung dan menatapku dengan serius.
“aku tidak bias kuliah di jurusan kedokteran sama sepertimu.Kau pasti tau sendiri alasanku”Aku berdiri dan pergi meninggalkanya sendiri.”Mulai sekarang kau tak perlu menjagaku atau melindungiku lagi’kataku pelan,yang berposisi membelakanginya bersiap untuk berlari.”Gag sepatutnya kamu melindungiku,lindungilah saja orang yang kau cintai.”
Aku berlari meninggalkanya,walau kini dia berteriak  dan berlari untuk mengejarku.Ribuan air mata bercucuran tanpa sebab,mungkin karna aku selalu dekat denganya dan tak semudah itu pergi meninggalkanya.’Dan satu lagi,jangan coba untuk temui aku lagi…”pintaku yang membuat mataku pedih
“Apa maksutmu!”bentaknya,sambil terengah-engah dan berhasil meraih tanganku dan digenggamnya dengan erat.
“sudahlah!tak usah mempedulikanku.Besok aku tidak lagi di kota ini”jawabku menjelaskan dengan menunduk takut dia melihat buliran badai air mataku.”aku akan sekolah ke Yogyakarta ”kulepaskan genggaman tanganya yang mulai lemas dan aku berlari sekuat tenaga.
Angin pantai yang cukup kencang membantuku berlari kencang dan menerbangan kenangan pahit ini cukup disini.
*
Tujuh tahun meninggalkan kota ini dan hiruk piuknya sungguh membuatku rindu.Apalagi dengan kedua orangtuaku yang sudah lama tidak ku temui,dan seseorang yang selalu menghiasi mimpiku di Yogyakarta.
Bila bukan karna mama yang sakit,aku tak akan sanggup pulang.Lebih baik melanjutkan hidup sebagai karyawan tetap di sana.Melihat pantulan matahari terbenam sungguh menambah luka hati ini.Saat aku memutuskan ingin kembali kerumah,tiba-tiba ada sebuah kotak besar yang diberikan untuku dari seorang anak kecil.
“Baca ya kak.Kertas ini sangatlah nyata bagi kakak”pintanya kepadaku ,kemudian berlari meninggalkanku.
“Ehh..”saat ku berbalik mengundangnya dia telah jauh berada.Kotak ini,sepertinya aku pernah melihatnya.He?kenapa banyak amplop ungu,kenapa amplop yang satu ini berwarna hitam.
Saat membaca surat-surat ini aku baru menyadari siapa yang menulisnya,aku tak menyangka kejadianya seperti ini.Ku baca semua tulisan dari tulisan saat kita  masih SD sampai pada tulisan terahir di pantai ini.Yang ternyata membuat hatiku tercengang dan tak bias bergerak saat membacanya.Surat yang berisikan hal-hal yang tak pernah ku sadari sebelumnya.
*
Ternyata benar dia menjadi apa yang diinginkanya,terlihat ada papan ijin prakter di rumahnya.
‘Tante kak Sultanya ada?”tanyaku terenggh-engah saat orang yang tak asing lagi membukakan pintunya untuku.Seorang yang ku anggap mamaku juga yang tak tampak perubahan yang signifikan sepertiku.
“Sila?kamu uda…”dia menatapku penuh heran dari atas sampai bawah,mungkin karna melihat banyak perubahan yang terjadi kepadaku”Iya..Sultan uda pergi”katanya sambil terdapat setipis senyum di bibirnya.
“Pergi…”kataku lemas.Tenggorokanku tercengkang sangat sakit sekali,dengan seketika wajahku sudah di penuhi airmata.tuhan kenapa secepat ini.
“Sila..Sila..”teriaknya saat aku keluar membuka pintu pagar.
*
“Kenapa kamu seenaknya saja!’marahku sambil membanting kotak biru yang dari tadi ku tenteng.Aku menangis sejadinya”Baru saja kau tulis semua ini,secepat ini aku mengahirinya!”Aku tak kuat lagi dan menjatuhkan diriku di pasir.
“Aku benci padamu kak!”teriaku kepada pantulan bulan yang tercermin indah di pantai.”kenapa kau membuat hatiku hancur,dari dulu dan sekarang?”
Tiba-tiba ada seseorang yang mendekapku dari belakang.Setelah aku memutuskan untuk berdiri dan menenteng kotak ini.
“Jangan..jangan benci padaku”pinta seseorang yang suaranya amat ku kenal.
“Kenapa?kau sudah melukaiku kak,mengapa kau membuatku jatuh cinta kepadamu.Dn seenaknya saja kau berpaling dengan wanita lain.Aku enggak suka kamu!!bentaku sambil berteriak yang menyebabkan airmataku jatuh tak terkendali.
“Jangan begini”dia mempererat lagi pelukanya ke tubuhku yang menuru orang-orang bertambah kurus sekarang”Tak taukah kau?,aku disini tersiksa tanpamu,jadi jangan pergi lagi,kumohon”pintanya memelas,dan terdengar suaranya mulai berat.
”Aku tersiksa karna tidak bias mencegahmu pergi dulu dan memendam perasaanku dari dulu.Sekarang aku tak akan membiarkanmu pergi lagi” pintanya memelas dan kini tengah melihatku dari atas-sampai bawah.
Dia tertunduk lemah di hadapanku dan menyodorkan cincin kepadaku.”Jangan bawa hati ini pergi lagi, terimalah ini dan berjanjilah”dia memakaikanya kepadaku,.Aku ikut tertunduk dan memeluk hangat tubuh kokohnya yang sangat ku sukai.”Iya aku akan menemanimu di setiap waktuku..”jawabku ,sambil mempererat lagi pelukanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar