Surat Dalam Kotak Ungu
“Mau jadi apa sih?tukang tulis ya?”Tanya ku menghampiri kepada sahabat sekaligus
tetangga sebelah rumahku yang tengah duduk manis menghadap matahari sore yang
meredup turun.
“Jadi dokter”jawabnya datar,sambil
berkonsentrasi dengan apa yang ditulisnya, tapi kini dia beralih untuk
memberesinya di dalam kotak, yah didalam kotak ungu berpita biru yang ahir-ahir
ini selalu dibawanya setiap sore dipantai ini.Pantai dikompleks rumah
kami,dimana terdapat banyak lampu yang akan menyala ketika sore menjelang
seperti saat ini.
“Aku juga ah”jawabku
bersemangat seraya menggeserkan tubuhku agar lebih jelas melihat apa yang
dibuatnya.
“Kenapa?emang Sila
enggak suka ya liat kaka nulis ?”Katanya sambil memberesi barang dan
memasukanya dalam saku .
“Suka sih..pokonya,aku
akan mendukung kaka terus deh!”jawabku berkobar-kobar.Mengingat dia kakak ku
satu-satunya yang kumiliki walaupun kita tak mempunyai ikatan darah, tapi karna
kebaikan ibu dan keluarganya yang selalu merawat ketika kedua orang tuaku pergi
untuk urusan kerjanya, tak urung
membuatku memiliki hubungan yang dekat dengan mereka
“Aku akan selalu menjagamu”sumpahnya kepadaku
sembari menggenggam erat tanganku tepat ketika matahari pulang keperaduanya .’kau
kan adik yang paling kusayangi Sila”
*
‘itu kakak mu ya?”Tanya
salah satu teman dekatku saat mengetahui aku berangkat sekolah bersama dengan
Kak Sultan mulai saat itulah dia mendekatiku untuk mengenal Kak Sultan .
“Enak aja Kak Sultan
itukan kakak ku”jawabku setengah sewot.
“Oh namanya kak sultan”jelasnya
sambil cengar-cengir.”Wah kalo gitu aku ada kesempatan dong untuk dekat
denganya”katanya dengan nada yang mulai centil.
“Ha?maksutnya?”tanyaku
kebingungan
“Ahhh..kamu jangan sok
bodoh deh…”tiba-tiba dia berlari meninggalkanku dan menghampiri Kak Sultan yang
sedang menertibkan anak-anak MOS,yah benar dia juga salah satu anggota panitia
MOS.
Bel tanda pulangpun
berdenting, dengan cepatnya kak Sultan menghampiriku dan menggangku untuk
mengajakku pulang,entah mengapa dengan cepat aku menangkisnya.
“kenapa?ayo cepat!nanti
mereka menemukanku”ajaknya menengok-tengok dibelakang takut bila dia harus
merampungkan tugasnya sebagai anggota OSIS.
“Sampai kapan kakak seperti ini terus?”tanyaku
ketus.”Bisakah kau bertannggung
*
“Enggakberangkat?”tegurku
di depan pintu seseorang yang tak asing lagi.Terlihat dia sedang menulis
sesuatu di meja belajarnya sambil tersenyum misterius dan merapikan dasi
abu-abunya.
“Kamu apa-apaan sih
masuk kamar orang nyelonong aja”sambaran ketusnya yang tertuju kepadaku
tentunya.
“ih!aku kan cuma mau
ambil katakku aja” jawabku ketus.
“Di kotak ungu ya?”saat
ku ambil tanganku ditampar.
“Yang ini
tau!”bentaknya,sambil menyerahkan kotak kataknya yang dibawanya kepadaku
“Eh!tungguin dong”sentaknya,sambil berlari
mengikutiku turun setelah mengetahui aku berlari meninggalkanya.
“Hari ini kita ngak berangkat bersama.”kataku agak berteriak
“lagi?”terlihat wajah kecewa di wajahnya yang diam-diam ku lirik,memang
ahir-ahir ini aku memilih supir untuk mengantarku karna aku terlalu bosan
melihat tingkah laku temanku, Nia yang selaluy menyerbuku dengan banyak
pertanyaan ketika aku turun dari mobil Kak Sultan..”Ada apa sih Sil,kamu marah
ya sama aku?aku kan tadi ngak sengaja”
“Enggak,aku duluan ya mama uda nunggu di depan” aku berlari meninggalkanya
sambil menenteng katak yang menjijikan ini,untung kataknya di kandang rapi.
“Makasih katanya ya kak”teriaku saat melihat dia berbalik untuk
mengambil mobil.Aku merasa sedih untuk menghindarinya,lagipula dia kan Cuma
kakak saja,kakak yang rela mencarikan katak demi kelas Biolagiku,tanpa meminta
upah pula.
*
“Ayo pulang!”tarik seorang pria yang tak asing lagi.”Duluan ya Nina,maaf
ya akita tinggal dulu”
“Iya,eh Sultan nanti malem jangan lupa ya”pintanya,setelah memaksa kami
untuk berbalik.
“Iya sip!!”jawabnya setuju.Terlihat muka agak masam yang terlihat dari
Nina,aku langsung melepaskan genggamanya yang keras.
“Mau kemana sih?”tanyaku ingin tau yang ternyata tak diresponya.”Eh!iya
kan aku mau pulang sama..”
“Sama aku kan?udah deh”potongnya
tiba – tiba.Dengan tampang tak berdosanya dia menggiring paksa aku kemobil.
“Gimana Sil tadi?seru kan!”katanya,setelah menutup pintu dan menyalakan
mobi sedannya.Terlihat raut wajahnya
setengah meledek dan menahan tawa karna mendengar kenyataan aku tadi
mendadak pingsan dan mutah saat pembedahan katak di kelas Biologi,yang sudah
menyebar di semua anak-anak bahkan semua orang di sekolah.
“Seru apanya sih?menjijikan kayak gitu”sinisku
“Ya kalo masuk jurusan IPA memang ada praktek pembedahan kali,apalagi
nanti kalo mau jadi dokter”katanya dengan soktaunya.”kau kan mau jadi dokter
kan?”
“Terserahlah!”bentaku dengan ekspresi mempoutkan mulut.
*
Sebenarnya berat rasanya meninggalkan sekolah ini,rasanya baru kemarin
aku injakan kakiku di sekolah ini,dan tidak menyangka hari ini adalah hari
terahir.Bagian auditorium sekolah mala mini tampil ramai, untuk melepas kami
kelas tiga yang baru saja lulus.
Aku memutuskan untuk datang sebentar dan pergi pulang karna aku takkakan
kuat menahan kenyataan yang terjadi,persatuan
tali cinta antara Kak Sultan dengan Nina.Yah itu rencana Nina untuk menyatakan
cintanya dimalam perpisahan ini
.Dimana,dengan mendengar rencananya saja tadi siang sudah membuat
teggorokanku tercengang apalagi menyaksikanya.Hubungan dengan Kak Sultan yang
ahir-ahir ini dijalin dengan kebahagiaan.
“Ihh!kenapa malah jadi gini sih”gerutuku sambil berlonjakan sebal di
pasir pantai tak menentu.
“Kok udah larut gag pulang sih?”Tanya seseorang yang terang saja
membuatku kaget.
“Eh?”aku tersontak kaget,sambilmembenahi gaun unguku dan memutuskan
untuk duduk beralaskan pasir pantai.”Aku pingin aja menghabiskan waktu
terahirku ini untuk dipantai”
“Tengah malam begini?”mengapa terahir?” tanyanya,sambil memutuskan untuk
duduk di sampingku “oh iya,kenapa tadi kamu tak terlihat?”
“Kak aku mau minta maaf karna gag bias menepati janjiku”
“Janji apa?”tanyanya mulai bingung dan menatapku dengan serius.
“aku tidak bias kuliah di jurusan kedokteran sama sepertimu.Kau pasti
tau sendiri alasanku”Aku berdiri dan pergi meninggalkanya sendiri.”Mulai
sekarang kau tak perlu menjagaku atau melindungiku lagi’kataku pelan,yang
berposisi membelakanginya bersiap untuk berlari.”Gag sepatutnya kamu
melindungiku,lindungilah saja orang yang kau cintai.”
Aku berlari meninggalkanya,walau kini dia berteriak dan berlari untuk mengejarku.Ribuan air mata
bercucuran tanpa sebab,mungkin karna aku selalu dekat denganya dan tak semudah
itu pergi meninggalkanya.’Dan satu lagi,jangan coba untuk temui aku
lagi…”pintaku yang membuat mataku pedih
“Apa maksutmu!”bentaknya,sambil terengah-engah dan berhasil meraih
tanganku dan digenggamnya dengan erat.
“sudahlah!tak usah mempedulikanku.Besok aku tidak lagi di kota
ini”jawabku menjelaskan dengan menunduk takut dia melihat buliran badai air
mataku.”aku akan sekolah ke Yogyakarta ”kulepaskan genggaman tanganya yang
mulai lemas dan aku berlari sekuat tenaga.
Angin pantai yang cukup kencang membantuku berlari kencang dan
menerbangan kenangan pahit ini cukup disini.
*
Tujuh tahun meninggalkan kota ini dan hiruk piuknya sungguh membuatku
rindu.Apalagi dengan kedua orangtuaku yang sudah lama tidak ku temui,dan
seseorang yang selalu menghiasi mimpiku di Yogyakarta.
Bila bukan karna mama yang sakit,aku tak akan sanggup pulang.Lebih baik
melanjutkan hidup sebagai karyawan tetap di sana.Melihat pantulan matahari
terbenam sungguh menambah luka hati ini.Saat aku memutuskan ingin kembali
kerumah,tiba-tiba ada sebuah kotak besar yang diberikan untuku dari seorang
anak kecil.
“Baca ya kak.Kertas ini sangatlah nyata bagi kakak”pintanya kepadaku ,kemudian
berlari meninggalkanku.
“Ehh..”saat ku berbalik mengundangnya dia telah jauh berada.Kotak
ini,sepertinya aku pernah melihatnya.He?kenapa banyak amplop ungu,kenapa amplop
yang satu ini berwarna hitam.
Saat membaca surat-surat ini aku baru menyadari siapa yang
menulisnya,aku tak menyangka kejadianya seperti ini.Ku baca semua tulisan dari
tulisan saat kita masih SD sampai pada
tulisan terahir di pantai ini.Yang ternyata membuat hatiku tercengang dan tak
bias bergerak saat membacanya.Surat yang berisikan hal-hal yang tak pernah ku
sadari sebelumnya.
*
Ternyata benar dia menjadi apa yang diinginkanya,terlihat ada papan ijin
prakter di rumahnya.
‘Tante kak Sultanya ada?”tanyaku terenggh-engah saat orang yang tak asing
lagi membukakan pintunya untuku.Seorang yang ku anggap mamaku juga yang tak
tampak perubahan yang signifikan sepertiku.
“Sila?kamu uda…”dia menatapku penuh heran dari atas sampai bawah,mungkin
karna melihat banyak perubahan yang terjadi kepadaku”Iya..Sultan uda
pergi”katanya sambil terdapat setipis senyum di bibirnya.
“Pergi…”kataku lemas.Tenggorokanku tercengkang sangat sakit
sekali,dengan seketika wajahku sudah di penuhi airmata.tuhan kenapa secepat
ini.
“Sila..Sila..”teriaknya saat aku keluar membuka pintu pagar.
*
“Kenapa kamu seenaknya saja!’marahku sambil membanting kotak biru yang
dari tadi ku tenteng.Aku menangis sejadinya”Baru saja kau tulis semua
ini,secepat ini aku mengahirinya!”Aku tak kuat lagi dan menjatuhkan diriku di
pasir.
“Aku benci padamu kak!”teriaku kepada pantulan bulan yang tercermin
indah di pantai.”kenapa kau membuat hatiku hancur,dari dulu dan sekarang?”
Tiba-tiba ada seseorang yang mendekapku dari belakang.Setelah aku
memutuskan untuk berdiri dan menenteng kotak ini.
“Jangan..jangan benci padaku”pinta seseorang yang suaranya amat ku
kenal.
“Kenapa?kau sudah
melukaiku kak,mengapa kau membuatku jatuh cinta kepadamu.Dn seenaknya saja kau
berpaling dengan wanita lain.Aku enggak suka kamu!!bentaku sambil berteriak
yang menyebabkan airmataku jatuh tak terkendali.
“Jangan begini”dia
mempererat lagi pelukanya ke tubuhku yang menuru orang-orang bertambah kurus
sekarang”Tak taukah kau?,aku disini tersiksa tanpamu,jadi jangan pergi
lagi,kumohon”pintanya memelas,dan terdengar suaranya mulai berat.
”Aku tersiksa karna
tidak bias mencegahmu pergi dulu dan memendam perasaanku dari dulu.Sekarang aku
tak akan membiarkanmu pergi lagi” pintanya memelas dan kini tengah melihatku
dari atas-sampai bawah.
Dia tertunduk lemah di
hadapanku dan menyodorkan cincin kepadaku.”Jangan bawa hati ini pergi lagi,
terimalah ini dan berjanjilah”dia memakaikanya kepadaku,.Aku ikut tertunduk dan
memeluk hangat tubuh kokohnya yang sangat ku sukai.”Iya aku akan menemanimu di
setiap waktuku..”jawabku ,sambil mempererat lagi pelukanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar